3 Sesuatu Tentang Serotonin Yang Buruk
Serotonin umumnya dianggap sebagai zat kimia saraf yang "baik". Beberapa orang bahkan lebih jauh menyebutnya, agak keliru, sebagai Hormon Kebahagiaan.
Mari kita lihat beberapa kekurangan serotonin. Daftar ini tidak dimaksudkan untuk menjadi lengkap, hanya gambaran dari beberapa cara serotonin dapat menjadi ketidaknyamanan, atau bahkan merugikan.
1. Kelesuan
Ini cukup banyak fungsi linier: Ketika insulin dilepaskan, triptofan diangkut ke otak, dan serotonin diproduksi. Semakin banyak insulin yang dikeluarkan seseorang, semakin banyak triptofan mencapai otak, dan semakin banyak serotonin yang disintesis.
Beberapa orang sensitif terhadap karbohidrat, dan mereka mengeluarkan insulin tinggi saat mereka mengonsumsi karbohidrat tertentu. Ini sering kali terkait dengan genetika. Insulin tinggi itu dapat menyebabkan transportasi triptofan yang lebih besar dan menghasilkan produksi serotonin yang lebih besar.
Meskipun serotonin menyebabkan relaksasi, kadar serotonin yang tinggi dapat membuat kita lesu dan malas.
2. Hipertensi
Serotonin merupakan vasokonstriktor, sehingga dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi. Sekali lagi, ini adalah bagian dari fungsi linier yang sama. Sejauh seseorang mengeluarkan insulin tingkat tinggi, insulin tinggi itu mungkin menghasilkan serotonin tinggi.
Orang yang masih muda, tidak kelebihan berat badan, dan tidak mengonsumsi makanan tinggi sodium mungkin masih mengalami tekanan darah tinggi. Dan itu dapat didiagnosis sebagai "idiopatik" jika dokter tidak melihat faktor-faktor seperti sensitivitas karbohidrat genetik dan kandungan karbohidrat spesifik dari makanan.
3. Ketahanan terblokir
Kita memang cukup terbiasa mendengar manfaat sop subarashi, misalnya olah raga memicu serotonin. Namun untuk aktivitas atletik apa pun yang melibatkan daya tahan atau upaya intensitas tinggi, peningkatan serotonin bukanlah hal yang baik.
Ini menimbulkan kelelahan dan membuat kita ingin berhenti berolahraga lebih cepat. Efek ini telah ditunjukkan pada hewan, serta pada atlet.
Bagaimana Mengoptimalkan Serotonin Anda
• Makan protein setiap kali makan. Ini akan memberikan triptofan untuk saat Anda membutuhkan dan menginginkan serotonin. Tapi itu juga akan memblokir serotonin dan mencegah kadar serotonin yang terlalu tinggi.
• Hindari pemicu "insulin besar". Jauhi gula dan karbohidrat bermutu rendah lainnya, seperti tepung putih. Jangan gabungkan karbohidrat "insulin besar" dengan lemak jenuh (seperti mentega pada kentang atau roti putih). Kombinasi tersebut menyebabkan pelepasan insulin yang lebih besar.
• Hindari pati saja. Kelola dampak insulin / serotonin dari makanan Anda dengan mengonsumsi protein, lemak sehat, dan juga sayuran.
• Saat Anda makan pati, fokuslah pada yang sehat untuk mencegah mengidam gula. Contohnya adalah lentil, quinoa, squash, ubi jalar, beras merah, dan lobak.
Intinya
Serotonin dapat menjadi kunci dalam mengatur suasana hati, olahraga, nafsu makan, preferensi makanan, tekanan darah, tidur, dan mengidam. Ingatlah bahwa mengelola serotonin terkadang melibatkan penurunan level. Meningkatkan serotonin dan memblokirnya berada dalam kendali Anda.